Di antara teman-teman SMK dulu, dialah yang paling kecil dan imut. Ehem … tetapi kalau melihat penampakannya sekarang, jangan heran, ya. Bukan! Bukan karena wanita asli Kebumen ini berubah secara fisik, namun ia sudah menjelma menjadi seorang crafter dengan mimpi-mimpi istimewa. Sering sekali kreasinya berseliweran di beranda Facebook saya. Kerap juga saya kepoin, sih, hahaha …. Hal ini saya lakukan untuk memuaskan rasa penasaran akan aktivitas dan sosoknya kini. Yuk, kita berkenalan dengan crafter sejuta mimpi, Safitri Ayunani, yang akrab disapa Bunda Hanna, Owner Hanna Handmade.
Siapkah kamu menjadi penulis konten?
Pertanyaan ini selalu terngiang di pikiran
saya ketika hendak memutuskan untuk terjun menjadi penulis artikel online atau
dikenal juga sebagai penulis konten. Kenapa,
“Jangan
sering-sering nonton TV nanti malas belajar dan membuat malas beraktivitas” Seringkali
kita mendengar himbauan untuk menghindarkan anak-anak dari kecanduan menonton
tayangan televisi. Tayangan-tayangan tidak mendidik seperti konten semi
pornografi dan kekerasan yang terselip dalm film dan sinetron dianggap sebagai
salah satu penyebab rusaknya moral generasi muda.
Sudah
menjadi rahasia umum, pekerjaan ibu rumah tangga tidak akan ada habisnya. Sejak membuka mata di pagi buta, sampai semua anggota keluarga terlelap di penghujung
hari. Bertambah tingkat keseruan, dengan ulah anak-anak yang meminta perhatian
di tengah kesibukan sang Ibu. Karena hal itulah, tidak sedikit orang tua,
terutama ibu, yang memilih memberikan gadget
kepada putra-putrinya dengan dalih agar anak menjadi tenang dan tidak
mengganggu pekerjaannya.
Kisah-kisah romantis tentang
pasangan hidup yang mendunia seperti Nabi Muhammad SAW dan Khadijah, pasangan
selebritis yang rukun dan awet sampai
maut memisahkan, hingga
fairytale tentang Beauty and The Beast, Aladine dan Putri Jasmine dan kisah
pasangan-pasangan romantis lain seringkali membuat iri atau mawas diri, mengapa
tak bisa seromantis dan harmonis seperti
mereka.
Bu,
hal apa saja sih yang bisa memicu kemarahan? Kebanyakan
ibu berpendapat bahwa anak-anak yang berulah, pekerjaan yang tidak ada habisnya serta
kelelahan, adalah pemicu kemarahan yang paling dominan. Sebelum
membahasnya lebih lanjut, yuk cari tahu, apa sih marah itu?
Apa yang pertama kali terlintas
ketika mendengar si kecil bertanya “Adik
datang darimana?” Apakah sebagai orang tua, kita akan menjawabnya dengan galak “Hush, nggak baik anak
kecil tanya-tanya seperti itu.” atau “Ih, belum pantas anak
seumurmu bertanya, nantilah kalau sudah dewasa.” atau malah mencekokinya dengan kisah negeri
antah berantah bahwa sang bayi dihantarkan dari surga memanfaatkan bantuan
burung-burung bangau cantik yang membawanya di paruh kokohnya?
Media cetak lokal tidak bermutu!
Beritanya kurang menggigit! Pernah mendengar ucapan demikian? Kalau saya
sering. Bahkan ada yang jadi anti membaca media online lokal, karena
beranggapan isi beritanya tidak jauh berbeda dengan media cetak lokal. Lho,
kamu tahu dari mana? Hmm … saya sudah buktikan sendiri. Saya pernah mengajak
seseorang untuk membaca berita di media online lokal, sebut saja namanya Bapak
Alam.
Hai … saya seorang ibu rumah tangga,
memiliki putri yang masih balita. Kok, cuma di rumah? Nggak cari kerja?
Terkadang ada orang yang iseng bertanya. Jujur, ya, kalau ada pertanyaan
semacam ini, bingung mau jawab apa. Jadi saya senyum-senyum aja, deh.
Sebenarnya, saya ada kegiatan lain yaitu jadi penulis artikel freelance. Tapi
sayangnya profesi ini kurang dikenal khalayak ramai. Jadi kalau saya jelaskan
pun, bisa panjang kali lebar pembahasannya hehehe ….