Apa yang pertama kali terlintas
ketika mendengar si kecil bertanya “Adik
datang darimana?” Apakah sebagai orang tua, kita akan menjawabnya dengan galak “Hush, nggak baik anak
kecil tanya-tanya seperti itu.” atau “Ih, belum pantas anak
seumurmu bertanya, nantilah kalau sudah dewasa.” atau malah mencekokinya dengan kisah negeri
antah berantah bahwa sang bayi dihantarkan dari surga memanfaatkan bantuan
burung-burung bangau cantik yang membawanya di paruh kokohnya?
Pertanyaan semacam ini sebenarnya
merupakan pertanyaan yang wajar. Si kecil bertanya bukan karena si kecil
tertarik hal-hal berbau pornografi namun lebih kepada rasa ingin tahu anak-anak
usia 3-5 tahun dalam kepolosannya. Menjawab pertanyaan demikian, mudah bisa menjadi
rumit jika dijelaskan dengan bahasa yang ribet dan tidak sesuai pemahaman
anak-anak usia dini. Pertanyaan tentang “adik datang darimana” sebenarnya bisa
menjadi sarana pendidikan seks
di usia dini, namun orang tua harus paham batasan-batasannya.
Jika si kecil bertanya “adik datang
darimana” maka jawaban orang tua bisa jujur dan to the point, apakah dari jalan
lahir normal atau melalui bedah sectio (caesar). Perlu diingat bahwa si kecil
tidak bertanya detail tentang proses pembuatan bayi sehingga tidak perlu
memutarkannya film yang berkaitan dengan proses terjadinya reproduksi. Namun, memperkenalkan
organ-organ reproduksi pria dan wanita masih bisa diajarkan kepada anak-anak
usia dini sebagai dasar memahami proses terjadinya bayi.
Perlu ditekankan kepada anak-anak
bahwa bayi lahir dari hasil pernikahan. Wanita dan pria harus menikah terlebih
dahulu untuk memiliki bayi. Alasannya adalah karena perintah setiap agama
mengharuskan demikian dan ditinjau juga dari segi kesehatan reproduksi.
Misalnya memberikan informasi bahwa untuk menikah sebaiknya adalah pada usia 20
tahunan di saat organ reproduksi sudah matang agar bayi yang dilahirkan kelak
sehat dan tumbuh sempurna.
Langkah berikutnya adalah mengajarkan kepada anak-anak untuk melindungi organ reproduksinya dan tidak memperkenankan seorang pun menyentuh dan memainkannya. Langkah ini penting sebagai tindakan proteksi demi melindungi si kecil dari eksploitasi seksual para pelaku kriminal.
Yang perlu diperhatikan ketika menjawab
pertanyaan susah-susah gampang ini adalah orang tua seringkali harus bersabar menjelaskannya berulang kali. Buku-buku kedokteran dengan gambar berwarna, buku
biologi tentang reproduksi mungkin bisa membantu orang tua menjelaskan. Tetapi
usahakan jangan berbohong atau mengelak dengan kasar ketika menjawab pertanyaan si kecil agar ia tetap merasa dihargai.
==========
Biodata Penulis
Dwi Aprilytanti Handayani, Social media
enthuasisme, buzzer, blogger, content writer. Ibu dari dua anak, senang menulis
dan membaca. Blog pribadinya www.braveandbehave.blogspot.co.id
Kadang menulis juga di Indoblognet dan Kompasiana. Bisa dihubungi di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com
Posting Komentar
Posting Komentar