“Jangan
sering-sering nonton TV nanti malas belajar dan membuat malas beraktivitas” Seringkali
kita mendengar himbauan untuk menghindarkan anak-anak dari kecanduan menonton
tayangan televisi. Tayangan-tayangan tidak mendidik seperti konten semi
pornografi dan kekerasan yang terselip dalm film dan sinetron dianggap sebagai
salah satu penyebab rusaknya moral generasi muda.
Ahli parenting sepakat bahwa
menonton televisi adalah aktivitas yang perlu dibatasi terutama bagi anak-anak
usia dini. Televisi menayangkan gambar-gambar statis yang diulang. Terlalu
sering menonton televisi diyakini bisa mengurangi kemampuan otak untuk berpikir, sehingga anak-anak
dalam masa perkembangan disarankan tidak menonton televisi terlalu lama sebab
bisa menjadi penyebab delay speech atau keterlambatan berbicara. Anak-anak usia
sekolah pun tak luput dari bahaya tayangan televisi jika telah memasuki ranah kecanduan.
Namun tidak dapat dimungkiri
bahwa televisi juga bisa membawa dampak positif.
Jadi boleh nggak, sih, membiarkan anak-anak
menonton televisi. Hal-hal berikut ini patut menjadi bahan pertimbangan atas
kehadiran tayangan televisi di rumah:
1. Batasi
Waktu Menonton
Jangan biarkan
anak-anak usia satu-tiga tahun terlalu sering menonton televisi. Usia dini
ini seharusnya adalah masa-masa anak diajak untuk berinteraksi dan
mengoptimalkan kemampuan kognitif dan motoriknya.
2. Berikan
Syarat dan Ketentuan
Anak-anak usia sekolah
perlu diajarkan untuk menjaga komitmen. Berikan syarat anak boleh menonton
televisi pada jam tertentu setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, belajar dan
mengaji. Periksa hasil pekerjaan mereka,
baru
perbolehkan anak-anak menonton televisi.
3. Pilih
Tayangan yang Aman Ditonton Anak-anak dan Dampingi Mereka Tatkala Menonton
Ada baiknya memilihkan
tayangan yang aman ditonton anak-anak misalnya serial kepahlawanan, tayangan
tentang dunia flora dan fauna atau film kartun dengan masa tayang pendek.
Pastikan konten tayangan tidak mengandung unsur kekerasan atau tayangan khusus
dewasa. Selain itu orang tua juga perlu mendampingi
anak ketika menonton televisi. Hal ini dapat membantu meminimalisir tayangan tidak bermutu.
Quality time keluarga pun tetap terjalin dalam kebersamaan.
Biodata Penulis
Dwi Aprilytanti Handayani, Social media
enthuasisme, buzzer, blogger, content writer. Ibu dari dua anak, senang menulis
dan membaca. Blog pribadinya www.braveandbehave.blogspot.co.id
Kadang menulis juga di Indoblognet dan Kompasiana. Bisa dihubungi di dwi.aprily@yahoo.co.id
atau dwi.aprily@gmail.com
Posting Komentar
Posting Komentar