![]() |
Gambar: www.batampos.co.id |
Suatu hari saya hendak menjerang air
untuk bikin kopi susu. Berkali-kali saya coba menyalakan kompor, gagal melulu. Setelah cek dan ricek eh …
rupanya gas ludes. Hmm … alhasil batal acara ngopi sore ditemani keripik
singkong pedas. Buru-buru saya mengambil tabung gas melon kosong, lalu meluncur
ke rumah tetangga yang merupakan agen gas. Nahas betul nasib diriku hikz …
gasnya habis, sodara-sodara.
Langsung puyeng sore-sore, mau cari gas
kemana lagi? Di Batam, yang namanya ngedrop gas itu pake jadwal. Jadi kalau gas
kita habis sewaktu-waktu, pas jauh dari jadwal drop gas, bisa dibayangkan apa
yang terjadi. Pontang-panting berburu si melon yang sejujurnya lebih mirip
kelapa muda hehehe ….
Akhirnya sore itu juga saya dan suami
keliling cari gas. Ampun, enggak ada satu pun yang masih sisa stok gasnya. Kami
muter-muter. Tiba-tiba mata saya berbinar-binar. Soalnya ada setumpuk gas melon
di teras sebuah warung mungil. Kami pun langsung stop. Udah siap-siap nih, bawa
gas dan pede aja ngambil gas yang masih ada isinya haha ….
“Dua puluh ribu ya, Bu?” saya memastikan
seraya merogoh saku baju.
“Udah naik, sekarang dua puluh dua
ribu,” jawab si ibu yang masih asyik metikin kangkung.
Waduh! Setahu saya gas harganya 18 ribu di
agen dan 20 ribu di luar agen. Lha, ini kok sampai 22 ribu? Saya dan suami pun
mundur teratur. Kami lanjut keliling lagi. Beberapa warung sudah disinggahi,
tetapi harganya sama aja, 22 ribu per tabung.
Di warung yang terakhir saya
iseng bertanya, kenapa lebih mahal dibandingkan harga agen? Si pemilik warung bilang
kalau ia membeli gas tersebut dari agen juga, dan bila dijual harga sama dengan
agen mah kagak dapat untung. Itu alasannya.
Walau sudah mengantongi alasan, namun
saya tetep belum bisa ikhlas membeli gas harga segitu. Bicara untung? Pake
kira-kira juga dong, ngambil untungnya. Bersyukur suami juga sependapat dengan
saya. Kami memutuskan untuk pulang tanpa hasil memuaskan.
Jadi gimana dengan nasib gas melon kami?
Hmm … saya baru ingat kalau itu hari Jumat. Jadwal ngedrop gas ke agen di dekat
rumah. Sembari menunggu, kami terus berdoa semoga gas secepatnya datang. “Klotang
… klonteng ….” Aha! Ada suara tabung gas menjelang isya! Saya mengintip dari
jendela. Alhamdulillah, gas melon datang! Lega sekali rasanya.
Hari ini saya ketemu hantu gas melon
yang bikin hati dan otak panas dingin. Semoga para abang dan ibu yang jualan gas
itu enggak lagi menjual gas dengan harga keterlaluan.
Posting Komentar
Posting Komentar