![]() |
Sumber: FB Peni Setiyo Wati |
Bersemangat dan pantang menyerah,
begitulah sosok Peni Setiyo Wati. Saya mengenalnya ketika masuk ke SMK. Awalnya
saya melihat dia biasa-biasa saja. Bahkan terkesan kuper. Lama kelamaan pandangan
saya terhadapnya pun berubah. Saya dan Peni akhirnya menjadi teman karib. Kami
kerap berbagi cerita dan rahasia. Pertanyaan yang dilontarkan Peni kadang
aneh-aneh, membuat saya tergelak. Kami kerap bertukar pikiran dan berbagi
mimpi. Salah satu yang paling saya ingat adalah impian kami untuk bertandang ke
Jepang dan menikmati keindahan bunga sakura.
Lulus SMK, Peni merantau ke Bandung. Menjalani
hidup sebagai seorang perantau bukanlah hal yang mudah. Susah maupun senang,
semua dipikul seorang diri. Wanita kelahiran Kebumen 26 tahun lalu ini sudah
makan pahit manis menjadi seorang perantau. Sayangnya, ia hanya bertahan 6 bulan
bekerja di Kota Kembang sampai akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Bekasi.
Banyak teman dan kerabat yang bertanya-tanya alasannya pindah dari kota yang
terkenal akan kuliner dan keindahannya itu. Apalagi di Bandung semua serba
murah. Dia mantap menjawab, ingin menambah wawasan dan melanjutkan sekolah.
Di Bekasi ia mendapat peluang bekerja di
salah satu perusahaan farmasi yang cukup bonafide dan menempati posisi sebagai
admin. Ya, Peni lulusan SMK dan hanya posisi tersebut yang terbuka. Ia tidak
puas dan merasa akan lambat berkembang dan melesat apabila tidak melanjutkan
studi. Berbekal semangat dan tekad bulat, dia memutuskan melajutkan sekolah ke
salah satu perguruan tinggi swasta di kota Bekasi, mengambil DIII studi komputer
akuntansi. Tidak seperti orang lain yang pendidikannya masih dibiayai orang
tua, Peni membiayai kuliah sendiri. Dia menyisihkan sebagian gajinya guna melanjutkan
studi. Toga pertama ia kenakan pada 20 November 2013 dan pada 2015 ia berhasil
memakai toga keduanya. Prinsip yang kuat tertanam di relung hati Peni, bahwa hasil
usaha akan lebih bernilai jika dilakukan dengan tangan dan keringat sendiri.
Sewaktu kuliah, Peni masih menyempatkan
diri mengisi waktu luang dengan beragam aktivitas. Salah satunya adalah
berbisnis online. Berbekal ponsel jadul, ia mencoba peruntungan di bisnis MLM.
Akan tetapi, Peni merasa kurang sreg dan memutuskan berhenti dari MLM. Selanjutnya
ia menjajal berjualan mainan anak secara online. Rupanya di dunia mainan anak
pun perjalanannya tidak mulus. Peni harus belajar dari awal, caranya
mempromosikan produk di media sosial, mencari produsen yang menawarkan harga
paling murah, hingga mencari strategi yang tepat supaya bisnis tersebut bisa
bertahan. Kerap kali sampai harus hujan-hujanan dan jatuh sakit hanya demi
mendapatkan harga mainan termurah.
Terlahir dan dibesarkan di desa kecil
yang jauh dari kesan modern, tidak lantas membuatnya berpikir sempit dan
mengubur impiannya. Justru Peni semakin bersemangat untuk meraih mimpi. Kini ia telah memiliki toko mainan anak dengan brand EDUKATIF TOYS BEKASI dan
bercita-cita bisa melebarkan sayap dan membuka lapangan pekerjaan guna mengurangi angka pengangguran
serta membantu sesama.
Posting Komentar
Posting Komentar