Nah, jika dahulu kita hanya bisa menyalurkan isi hati atau buah pikiran lewat diary maupun buku catatan, sekarang sudah tidak lagi. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, semakin banyak pula media yang bisa digunakan untuk berekspresi, berkarya, atau sekadar menumpahkan segala rasa di dada *tsaahh ….
Meski bukan penulis, keterampilan mengolah kata menjadi kalimat yang efektif dan menarik wajib dipunyai semua orang. Bayangkan kalau tidak tahu cara menulis yang benar. Tanda baca melanting kemana-mana, suka menggunakan penulisan alay misalnya, “4ku 5en3n9.” Kira-kira belibet enggak bacanya?
Nah, kembali lagi ke alasan menulis. Kebetulan sekarang saya sedang mengikuti kelas blog free yang diadakan oleh growthing. id. Pertanyaan pertama yang dilempar ke grup adalah alasan menulis.
Kalau saya pribadi, menulis baik itu di blog atau media sosial seperti Facebook menjadi sarana terapi hati. Biar enggak stres dipendam sendiri. Menyalurkan segalanya melalui tulisan membuat jiwa saya nyaman dan happy. Inget, kan? Kalau saya bukan tipe yang pinter ngomong di depan orang banyak. Suka ribet, susah keluar kata-kata kalau diminta berbicara di muka khalayak.
Alasan kedua saya menulis, tentu
saja untuk memperoleh penghasilan. Ini bukan berarti matre, ya, guys. Saya
sebagai penulis merangkap manusia biasa yang butuh makan, butuh kuota, dan butuh
perhatian *eh. Lumayan banget penghasilan dari menulis bisa untuk mendongkrak
gaji harian saya sebagai penjual gorengan. Kalau kalian motivasi menulisnya
apa, sih, guys? Boleh dijawab di komentar, yaks hihi ….
Sebetulnya alasan menulis (termasuk
menulis blog) itu banyak sekali. Merangkum beberapa sumber, inilah alasan
kenapa seseorang menulis.
Mencurahkan Isi Hati
Keterampilan
menulis sangat penting dimiliki semua orang, terutama wanita. Emangnya pria
enggak boleh nulis? Bukan gitu juga. Seperti kita ketahui bahwa dalam satu hari
wanita sanggup menghabiskan energi untuk berbicara hingga 20.000 kata,
sementara pria cuma 7000 kata.
Kalau
tipenya doyan ngomong, itu bukan masalah. Lha, jika wanitanya seperti saya yang
susah bicara? Satu-satunya cara meluapkan ide, isi hati, buah pikiran adalah
melalui tulisan. Kalau dipendam semuanya sendirian, enggak disalurkan, bisa stres
dan dampaknya pastilah uring-uringan ke anak-anak dan suami.
Alasan Menulis Sebagai Sarana Terapi
Yes,
yang kedua ini juga termasuk alasan menulis saya. Menulis membuat saya bahagia.
Bahagia berarti juga terbebas dari stres. Terlebih ketika ada yang membaca,
berkomentar, atau sekadar nge-like
status pendek saya di media sosial maupun blog. Ya Allah, rasanya senang
banget. Melegakan ketika ada yang mendengar kita kendati belum pernah bertemu
secara langsung. Menyenangkan saat ada yang mendukung melalui komentar positif
di tulisan kita.
Sharing Pengalaman
Setiap
orang tentu mempunyai pengalaman yang unik. Sebut saja ibu rumah tangga.
Pengalaman mengasuh buah hati antara satu dengan lainnya pastilah berbeda.
Menulis bisa dijadikan sebagai wadah sharing
pengalaman, sehingga pembaca bisa memetik hikmah dari karya kita.
Mendapatkan Penghasilan
Berpenghasilan dari menulis, why not? Keterampilan
menulis sangat dibutuhkan di masa kini. Sebut saja content writer. Semakin berkembang zaman, kebutuhan
akan artikel kian meningkat. Kita bisa mengawali karir sebagai content writer dengan mendaftar menjadi
kontributor di berbagai media online.
Sebut saja, website Takaitu, Estrilook, Joeragan Artikel, Makmood Publishing,
Rumpun Aksara, tentu saja ada fee
untuk setiap artikel yang tayang. Asyik apa asyik?
Ajang Eksis
Orang
zaman now doyannya eksis. Makan di
restoran mihil, jepret dulu, tulis kepsyen. Jalan-jalan, tulis di blog, tak
lupa juga menyertakan foto. Bahkan masakan enggak jadi pun, bisa dijadikan
konten. Tipe doyan eksis pantang banget dibilang ketinggalan zaman. Menulis
buat ajang eksis biar dilihat, didengar, dan dianggap ada.
Sarana Promosi
Yuhuu
… apa kabar bakulers online? Menulis
bagi para pelaku online shop
merupakan sarana promosi. Tentu kurang asyik kalau cuma mengunggah gambar tanpa
tulisan. Ehem … teknik promosi kece, seru, enggak pakai mikir, yang sangat
cocok dipakai oleh emak-emak, salah satunya adalah teknik heart selling-nya Teteh Indari Mastuti.
Mewujudkan Cita-cita
Bercita-cita
menjadi penulis artinya harus siap konsisten dan senantiasa menebar kebaikan
melalui tulisan. Sebab tulisan itu akan kita pertanggung jawabkan dunia
akhirat. Menulislah dari hati maka akan nancep juga di hati pembaca. Pastikan
menyampaikan hal positif dan fakta.
Lantas,
bagaimana memulai menulis? Seperti apa tulisan yang baik itu?
1. Mencari
Ide Tulisan
Ide tulisan bisa
diperoleh dari mana saja. Jalan-jalan, makan, nonton, bahkan waktu mandi pun
ide bisa datang tanpa diundang. Nah, kalau lagi stuck, coba beralih dari rutinitas dan refreshing sejenak. Seperti tips yang dikasih Kak Monica Anggen
ini.
2. Membuat
Kerangka
Tulis poin-poin yang
hendak kita sampaikan dalam tulisan. Misalnya, kalau mau menulis buku itu ada outline yang berisi pembahasan bab dan
subbab. Contoh, bab satu membahas tentang tipe kecerdasan anak, bab dua cara
mengembangkan kecerdasan masing-masing anak, dan seterusnya.
3. Perhatikan
Referensi
Referensi harus valid
dan tepercaya. Misalnya saja dalam menulis satu artikel. Sebetulnya enggak ada
patokan harus mencari referensi dari berapa sumber. Akan tetapi, lebih banyak
sumber yang dibaca akan lebih baik. Hal ini juga dilakukan guna menghindari
plagiat
4. Hindari
Copas
Ini pantangan utama
seorang penulis. Jangan sampai kita copas karya orang lain dan mengakuinya sebagai
buah pikiran sendiri. Banggalah pada karya sendiri, meski belum bagus. Kita
bisa belajar, kok, untuk menjadikan tulisan makin kece.
Semalam grup kedatangan Kak Monica
Anggen, penulis buku-buku best seller
yang karyanya tjetar membahana. Kak Monica ini banyak nulis buku nonfiksi. Penulis
buku “Nggak Usah Kebanyakan Teori Deh…!”
ini berbagi pengalamannya blogging
sekaligus menulis. Saya paling nancep itu pas bagian, ada penulis yang nulisnya
kalau untuk dilombakan atau dibayar gede itu bagus, eh … pas bayarannya kecil
melempem. Kualitasnya enggak sebagus yang besar bayarannya. Saya setuju sama
Kak Monica, bahwa tulisan kita mencerminkan diri kita. Tulisan itu branding diri, so menulislah dari hati. Jangan meniru gaya orang lain. Jadi dirimu
sendiri. Alasan menulis, motivasi harus kuat juga supaya konsisten dan enggak
malas-malasan. Ini best! Thanks, Kak Monica atas sharing-nya. Yuk, tetap semangat dan
produktif, ya, guys!
Menulis karena ingin sharing pengalaman, kalau mendapatkan uang itu bonus ya mbak. Sama aku pun begitu awalnya pengen sharing pengalaman eh ternyata bisa menghasilkan. Alhamdulillah :)
BalasHapusIya Mbak bener banget. Seneng bisa menekuni hobi yg bonusnya uang jajan😍
HapusMenulis itu dengan style sendiri, jangan mengikuti gaya orang, apalagi sampai plagiat ya mbak. Soalnya jati diri kita pun juga terlihat melalui tulisan
BalasHapusCocok setuju sekali. Plagiat sama aja merusak nama sendiri. Makasih udah mampir mbak, salam pertemanan dariku yaa.
HapusBener banget... Perhatikan referensi emang perlu dilakuin, jangan sampai asal mengambil referensi dan ternyata tulisan kita jd buat nyebarin hoax, karena informasi yg dijadikan rujukan kurang valid.
BalasHapusPenulis tanggung jawabnya besar yaa Mas, jadi kudu super hati-hati. Thanks sudah mampir Mas Dirga ^^
HapusSetuju banget dengan menulis dari hati. Saya pun menulis untuk sarana sharing, terapy dan branding juga.
BalasHapusKudu dari hati biar nancep di hati jugak kaka. Tengkiyu sudah berkunjung
HapusDari berbagai alasan ngeblog tetep sih sebenernya supaya aktivitas nulis tuh tetep ada pada diri kita. Sayang kan punya skill nulis tapi ngga diaplikasikan.
BalasHapusSayang banget yaa, kita punya pengalaman yang mungkin bermanfaat buat banyak orang kalo cuma dipendam sendiri. Mending bagikan di blog ^^ Thanks kunjungannya Mbak
HapusSetuju, mbak.
BalasHapusblog itu sebagai sarana saling share pengalaman.
ternyata memang skrg orang2 lebih suka nyari yang pengalaman saat make sebuah produk atau berkunjung ke suatu tempat, bukan sekedar press release dari perusahaan :D
Orang lebih tertarik/percaya beli atau berkunjung kalo ada testi atau baca pengalaman orang yg udah pernah ya Mbak. Makasih udah mampir ^^
HapusNah, salah satu kedahsyatan menulis adalah terapi, Mbak Dian. Saya pun begitu, saat marah, sedih, kesal, saya akan tumpahkan lewat tulisan. malah sekarang, saya sengaja ke tempat wisata, saya nulis di sana. jadi pulang, hati senang, dapat tulisan baru hehehe.
BalasHapusHalan-halan terus, sembari cari bahan tulisan, ujung-ujungnya gajian. Mantep nihh Mas Bams. Makasih yaa udah berkunjung ^^
HapusDulu aku paling malu kalau harus disuruh promosi gitu apalagi berkaitan dengan blog. Skrng aku pede ajalah. hehehe. Kalau ga dipromosiin kapan lagi blog kita akan berkembang, ya ga mba ?
BalasHapusBener banget kalo bukan kita yang mengembangkan blog sendiri, siapa lagi atuh. Samangattt
HapusHalo, salam kenal.
BalasHapusMenulis buat saya adalah sarana untuk menumpahkan isi pikiran, serta berbagi pengalaman atau cerita. Selain biar pikiran tidak sumpek oleh opini, uneg-uneg atau imajinasi yang bertumpuk, lebih baik dituangkan ke blog.
Ide menulis bisa saya dapat dari membaca. Membaca apa saja, lalu dari sana saya bisa menulis respon terhadap apa yang saya baca. Bisa tentang berita terbaru, trending topic di twitter, situasi sekitar atau apa pun.
Tapi memang konsistensi menulis harus dijaga sih. Selain harus pintar-pintar menyediakan waktu untuk login ke dashboard blog untuk menulis. ��
Hai, Mas Agung salam kenal juga. Bener banget, banyak manfaat menulis itu yaa Mas. PR kudu konsisten. Sukses buat Mas Agung ^^
Hapuswaaaah, ajang eksis. aku banget nih. Jadi merasa bangga gitu kalo ditanya orang, lalu jawab : blogger. haha. Secara orang mgkn udah ngebayanginnya high class yaa.
BalasHapusSaya suka sekali sama pemaparan Mba Monik ini, lugas, singkat dan berisi. Jadi merasa bnyk banget yang perlu dikoreksi dan diedit habis kelas ini.
Salam eksis pokoknya. Kan eksis positip engga merugikan, mah cuzz lanjut hihii.... Tengkiyu sudah mampir Mbk ^^
HapusTips bagaimana memulai menulisnya mantap mbak. Saya semakin mantap untuk memulai menulis dengan menggunakan outline.
BalasHapusPakai outline kalau saya tulisan yang panjang, Mbak. Susah kalau enggak punya oret-oret hihi ....
HapusDulu saya tidak pernah tahu kalau menulis bisa jadi terapi. Tapi sekarang setelah mulai menulis ternyata itu benar ya kak.
BalasHapusHai, salam kenal. Iya bisa jadi terapi. Plong rasanya hati kalau udah nulis. Thanks udah mampir yaa Mbak Dina ^^
HapusMbak Diaaan, aku setuju banget, menulis jadi ajang eksis dan juga terapi. Aku merasakan betul manfaat dari menulis. Tapi ya gitu, kadang masih moodyan nih. Btw mau aplikasikan ah tips menulisnya.
BalasHapusMbak Hanat :* sayah lebih moodyan wkwkwk kadang nongol, kadang kelelep. Pokoknya menulis bikin hepi. PR cuma kudu konsisten ajah yaak. Samangat!
HapusKalau saya alasan utama nulis karena hobi. Habis itu ternyata bisa dapat uang jajan. Makin kuat dong sekarang alasan dan motivasi menulisnya..😀
BalasHapusSaya dulu juga sama Mbak, lama-lama tau nulis bisa menambah penghasilan jadi semakin terpacu meningkatkan skill. Masih banyak kurangnya tulisan saya heuheu... btw thanks hadirnya, Mbak ^^ Salken dari saya.
HapusAlasan menulis kita hampir sama nih mbak, aku juga awalnya menulis untuk terapi dan hingga kini jadi makin suka menulis
BalasHapusMenulis memang mantul pokoke ya Mbak. Terus semangat dan belajar supaya karya kita makin bagus. Makasih banyak sudah berkomentar. Salken dari saya ^^ wong ngapak
HapusEh ternyata mbak Dian kontributor MakmoodPublishing ya? Duh, ketemu disini dengan senior ni. Saya juga di Makmood mbak, cuma udah agak lama juga gak kirim, mulai lepas lebaran.
BalasHapusSaya yunior Mbak qiqiqiqi ... hanya senior di umur. Iya saya kontributor Takaitu, Makmood, JA, Rumpun Aksara, dan lain-lain. Semua saya cobain deh, biar lepas penasarannya hihi... Salam kenal yaa ^^
HapusPengalaman kita itu penting buat diabadikan ya. Beberapa hari lalu sempet ada yang dm di Instagram dan kirim email ke sy. Curhat soal mata anaknya yang bengkak dan nggak bisa melihat. Dia membaca salah satu artikel sy tentang RS mata di menteng. Dari situ sy sadar bahwa hal baik jangan hanya disimpan sendiri. Orang sedang panik bisa terbantu dengan apa yang kita tulis. Masya Allah. Tetap semangat, ya, Mbak. Buat kita menulis bukan sekadar suka, pasti banyak manfaat juga di dalamnya :)
BalasHapusRunut banget mak stepnya
BalasHapusSemoga tetap konsisten ngeblog ya
Buatku, menulis itu dermaga hati dan pikiran. Buat branding juga ngilangin toksin dalam diri.
BalasHapusCuan mah bonus, yaps
Aku setuju bahwa menulis itu adalah branding diri. Maka kalau ingin dikenal sebagai "seseorang" maka tulisan kita sebisa mungkin mencerminkan "seseorang" yang dimaksud. Nah, biar nyaman dan mengalir, saya lebih memilih seseorang itu adalah diri sendiri. Apa adanya kita, rasanya akan lebih mengalir dan hidup tulisannya. By the way... sukses ya... mak belalang...nanti makin bagus blognya bakal makin tjetar deh dan bisa kaya kak Monica Anggen. Kelas ini kok kian hari kian keren aja!
BalasHapusIya mbak bener banget, dapat uang itu bukan tujuan utama nulis, tapi bonus yang diharap harapkan hehehe,
BalasHapusGak mbak becanda hehe, kalo akubsesederhana apa yg yang bikin senang ya lakukan, salah satunya menulis
Mewakili saya banget Mbak D, sebagai orang yang sedikit bicara banyak ngedit #eaa menulis saya jadikan sarana mencurahkan asa dan rasa serta untuk berbagi, dan akhir-akhir ini nge-blog saya jadiin sebagai sarana belajar Bahasa.
BalasHapusTulisan-tuliskan Mbak Di selalu ketje, lanjutkan.
Saya nulis masih sekadar suka nih mbak. Jadi butuh banyak belajar. Thanks remindernya, ya, mbak Dian.
BalasHapusIya ya bener juga ya..menulis menjadi sara terapi, kita bisa msambil evaluasi apa yang sudah dan belum di kerjakan :)
BalasHapusTips menulisnya mantep banget mba,, nulis pake referensi itu perlu tapi bukan berarti copy plek ketiplek yes,, thanks sharenya love it :)
BalasHapusKalo saya masih kesulitan nentuin gaya nulisku sendiri. Kadang ganti-ganti. Ahh, yang penting tulis dulu
BalasHapusKeren Mbak D.
BalasHapusKalau saya awal ikut tulis menulis utuo mensejarahkan sebagian kisah hidup saya walaupun masih dalam bentuk antologi. Seiring pengalaman dan teman banyak, alhamdulilahhhh dari menulis banyak dapat job berbayar.
Salam Literasi ✍️
. lanjutkan Mbak D
Saya, berawal dari seneng baca, nggak nyangka juga bisa nulis. Bener banget mbak, nulis bisa jadi terapi hati, daripada ghibah atau nyampah di medsos, mending nulis di blog.
BalasHapusiya juga ya mbak, kalau ga nulis berasa kurang eksis rasanya
BalasHapussetelah baca artikel ini nambah wawasan lagi ternyata nulis blog juga sebagai media promosi ya mbak hehe
BalasHapusAbis jalan-jalan udah dieksisin di sosmed masih ditambah dieksisin di blog. Dududuhh, tambah bahagiaa ya, Mbak. Hahaha
BalasHapusSoal kejelian memang dibutuhkn waktu
BalasHapusApalagi kalau soal blogging
Jeli dengan peluang menulis pasti bisa lebih sukses dari sekarang
Menulis itu hobi yang dibayar. Jadi lebih semangat menjalani hobi deh. Semangat semangat.
BalasHapus