Belajar SEO itu ribet dan susah banget! Inilah sekilas pendapat yang sering saya dengan dari teman-teman blogger pemula. Kalau dengar kayak gini rasanya maju mundur mau belajar SEO. Takutnya enggak nyampe buat otak emak-emak yang santuy kayak saya.
Namun,
setelah saya belajar di salah satu kelas blogging, pandangan saya terhadap SEO
ini mulai berubah dan terbuka.
Teknik
optimasi mesin pencari rupanya bisa dipelajari pelan-pelan serta dilakukan oleh
siapa saja terutama mereka yang ingin menjadi blogger profesional atau
berkecimpung di dunia digital marketing.
Sebenarnya
apa itu SEO? Ini merupakan salah satu cara atau upaya yang dapat dilakukan guna
mengoptimasi blog atau website kita sehingga bisa muncul di halaman awal Google.
Kebayang,
kan, jika artikel yang ditulis nampang di depan, pastinya potensi mendapatkan
trafik organik juga akan meningkat. Peluang artikel kita lebih banyak dibaca
pun terbuka lebar.
Kata
beberapa guru blogging, tidak boleh ada kata berhenti untuk mempelajari SEO.
Ini bener juga, sih. Soalnya alogaritma Google itu senantiasa berubah. Mesin
pencari satu ini selalu memperbaharui dirinya supaya dapat memberikan hasil
terbaik dan solutif untuk para pengguna.
Dulu
saya pernah dengar kalau untuk membuat artikel kita naik di peringkat atas
Google, kita harus memasukkan kata kunci sebanyak-banyaknya dalam sebuah
artikel. Akan tetapi, rasanya saat ini teknik tersebut sudah tidak aplikatif.
Mesin pencari justru akan menganggap konten seperti ini sebagai spam.
Terus
darimana mulai belajar SEO, dong? Soalnya, kan itu buanyak banget. Ya, learning by doing saja. Belajar sambil
jalan. Kayak saya ini.
Sekarang
saya lagi belajar SEO bareng Dik Bahrul Ilmi. Pokoknya saya panggil Dik,
soalnya doi masih single, gaes. Silakan kalau mau diajak ke pelaminan *eh
wkwkwk …. Beliau mengajari kami, para peserta kelas blogging, untuk mengenal
teknik optimasi mesin pencari secara runut, simpel, sehingga mudah dipahami
bahkan oleh orang yang pemula seperti saya.
Mengenal Jenis-jenis SEO
Trik
optimasi mesin pencari bisa dibedakan menjadi dua.
Pertama
adalah, SEO on page yaitu upaya
pengoptimalan blog yang dilakukan dari dalam website. Contohnya, menggunakan
tema yang responsive, pemakaian heading, permalink, sampai penempatan link
internal.
Kedua
adalah SEO off page. Berkebalikan
dari SEO on page, inilah upaya
pengoptimalan yang dilakukan dari luar website. Contohnya, menanam backlink.
Belajar SEO dengan
Melakukan Riset Keyword
Menjadi
seorang blogger mulanya saya kira mudah, tetapi setelah beberapa tahun menjajal
blogging, rupanya tak segampang yang dibayangkan. Ngeblong bukan cuma perkara
bisa menulis.
Banyak
hal teknis yang penting dipelajari sebelum menceburkan diri sebagai blogger.
Satu dari sekian banyak langkah penting yang kerap tidak diketahui blogger
newbie adalah melakukan riset kata kunci.
Yaps,
tulisan berbobot sekalipun kalau sudah diposting dan jadi “anaknya” Google itu
enggak akan mudah dicari pembaca kalau tidak menerapkan teknik SEO on page, dalam hal ini menambahkan
kata kunci ke dalam artikel.
Ketika
melakukan riset keyword, ada beberapa
elemen penting yang harus diperhatikan:
1.
Search
Volume
Search
volume
atau dikenal juga dengan volume pencarian ialah jumlah kata kunci yang
ditelusur melalui mesin pencari/Google dalam jangka waktu tertentu. Jadi,
berapa banyak kata kunci tersebut dicari pengguna.
Umumnya keyword tool akan menampilkan data satu
bulan terakhir. Misalnya, sebuah kata kunci search
volume-nya 200.000. Artinya dalam jangka waktu satu bulan keyword tersebut sudah dicari pengguna
sebanyak 200.000 kali di mesin pencari/ Google.
2. Kata
Kunci yang Disarankan
Kata kunci yang
disarankan disebut juga keyword
suggestion. Nah, saat kita mengetikkan sebuah kata kunci di keyword tool, maka akan muncul beberapa
saran kata kunci yang masih berhubungan dengan keyword yang kita masukkan tadi.
Sebagai contoh, kita
memasukkan kata kunci “belajar SEO,” maka keyword
suggestion-nya bisa “belajar SEO untuk pemula” atau “belajar SEO praktis”
dan sebagainya. Keyword suggestion
memang umumnya berisi long tail keyword
atau kata kunci panjang yang terdiri dari tiga kata atau lebih. Hal ini
dikarenakan pengguna lebih banyak mencari suatu informasi yang dibutuhkan
menggunakan long tail keyword. Presentasenya
bisa mencapai 70% pengguna, lo.
3.
Keyword
Difficultly
Ini adalah tingkat
kesulitan sebuah kata kunci untuk menembus halaman pertama Google. Biasa diukur
dalam skala 0-100 dalam keyword tool.
Makin tinggi angkanya, maka kian susah juga buat sampai di halaman muda mesin
pencari.
4. SERP
(Search Engine Result Page)
SERP menunjukkan
laman-laman yang ada di peringkat awal atau halaman atas Google. Jadi, kita
bisa lihat dulu seperti apa, sih, halaman yang menduduki rangking awal dengan
kata kunci yang sudah kita klik dalam keyword
tool.
Keyword tool yang bisa dicoba
pertama ada Ubersuggest. Kita bisa klik Ubersuggest di Google dan masuk melalui
akun Gmail. Perlu dicatat, menggunakan layanan free di sini ada batasnya, lo. Jadi, setelah beberapa kali
pencarian di Ubersuggest, keyword tool
udah enggak mau dipakai lagi. Solusinya, kita bisa pakai akun Google lain untuk
dapat melakukan riset kata kunci kembali. Selain itu, ada juga Google Trends.
Di tool gratis ini kita dapat melihat
pergerakan kata kunci hingga lima tahun terakhir plus naik serta turunnya
popularitas kata kunci tertentu.
Catatan,
yang penting diperhatikan saat akan menulis artikel, setelah menemukan kata
kunci, buatlah artikel yang kira-kira menjadi solusi atau dapat menjawab
pertanyaan pengguna. Pastikan tidak menebar terlalu banyak focus keyword. Gunakan internal
serta eksternal link yang related dengan pembahasan kita.
Penambahan gambar pun penting diperhatikan (harus mengandung keyword pada alt teks gambar).
Mengenal Google Analytic dan Google Search Console, “Orang Dalam” Mesin Pencari yang Bisa Kasih Kita Bocoran Data Blog
Google
Analytic (GA) ialah layanan gratis persembahan Google yang bisa kita ulik
datanya guna membuat posisi blog atau web kita lebih baik. GA akan menampilkan
data statistik pengunjung suatu laman. Ada banyak menu di sini, tapi kita
enggak bahas semuanya, ya. Ambil contoh saja, menu “audience-demografi.” Di sini kita bisa tahu darimana saja pengunjung
blog plus asal mereka, juga topik apa yang digemari. GA juga dapat membantu
kita melihat rangkuman data audience
seperti jumlah tayangan halaman, pengguna baru, sampai bounch rate atau presentase jumlah pengunjung laman setelah mereka
hanya melihat satu halaman saja di blog kita.
Sementara
Google Search Console yang sama-sama merupakan layanan gratis Google dapat
membantu kita dalam meningkatkan keterlihatan blog di mesin pencari. Jadi,
kalau artikel kita tenggelam di tengah samudera wkkwkwk … bisa cek di sini,
apakah artikel udah keindex atau belum. Kalau belum pantas saja enggak muncul
di Google. Di sini kita juga bisa melihat berapa pengunjung yang mengeklik
artikel kita dari mesin pencari, referall, dan sebagainya; melihat backlink ke blog kita; sampai memeriksa broken link, lo.
Hmm
… kurang kalau dijelasin begini, bisa panjang kali lebar kali tinggi kuadrat.
Oh iya, di kelas free blogging dari
growthing.id ini ada kata-kata sakti yang keluar dari Mas Irwin host merangkap coach yaitu “KICK.” Aduhh langsung panas dingin dengernya.
Buat
teman-teman blogger yang enggak pengin spot jantung denger kata “KICK,” boleh
juga ikutan kelas berbayar bareng Coach
Irwin Andriyanto dan Coach Punto Wicaksono juga,
lo. Materi daging dipanggang dan udah siap santap wkwkwk ....
Buktikan sendiri dahsyatnya ikut kelas ini. Sesuai jargonnya, menjadikan blogger biasa menjadi blogger yang adidaya *tsaaah. Asal mau ikuti step by step secara baik dan benar. Belajar SEO lebih fun dan anti spot jantung.
Posting Komentar
Posting Komentar